Dipengaruhi oleh unsur-unsur khusus dari mode gothic, Gothic Lolita (dapat juga disebut Gothloli) mungkin telah menjadi gaya paling populer dalam Lolita dan tentunya juga diakui di negara-negara barat. Gaya ini diawali oleh para anak muda pada sekitar tahun 1997/1998 dan menjadi gaya/aliran yang dapat diterima oleh publik sehingga beberapa butik dan toko pakaian besar akhirnya menyediakan baju jenis Gothic Lolita ini sekitar tahun 2001.
Beberapa pengamat mode menganggap hal tersebut merupakan reaksi dari estetika mode Kogal. Kogal merupakan bagian dari Japanese Fashion, biasanya dicirikan sebagai wanita muda yang menghabiskan pendapatan mereka untuk memenuhi kebutuhan mode, musik, dan berbagai macam aktivitas sosial yang menyolok mata (sifatnya hura-hura).
Dalam kebudayaan Western Lolita, terjadi suatu kekeliruan umum tentang Lolita Fashion dan Gothic Lolita. Istilah ”EGL” (Elegant Gothic Lolita) digunakan hanya sebagai merk khusus pakaian bagian dari ‘Moi-même-Moitié’ yang menjadi gaya Gothic Lolita. Para pendatang non-Jepang kadang-kadang mengartikan Gothic Lolita sebagai EGL, tetapi hal tersebut secara umum juga sebenarnya tidak disetujui dalam kalangan Western Lolita.
Apabila ada seseorang yang menggunakan persamaan istilah tersebut maka dapat dianggap bahwa orang tersebut hanya memiliki sedikit pengetahuan tentang mode.
Berdasarkan cara berpakaiannya, Gothic Lolita dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
- Gothic Lolita: merupakan gaya paling umum dan paling populer dari sub-kategori gothic dalam Lolita Fashion. Pakaian yang dikenakan biasanya berwarna khusus hitam dan putih tetapi dapat juga meliputi warna biru-gelap kehitaman (Moitié) ataupun hitam dan merah.
- Kurololi (Lolita hitam): merupakan Gothic Lolita tetapi terbatas pada warna dengan tema serba hitam.
- Gurololi: berarti Lolita yang mengerikan atau menakutkan. Gaya ini tidak sekedar dilihat dari kostum saja tetapi harus memakai pakaian yang dilengkapi dengan darah kental, contohnya dengan perban, darah palsu, tutup mata, dan lainnya. Makeup yang digunakan oleh Gothic Lolita biasanya berwarna gelap, hal ini sangat berlawanan dengan aliran Lolita yang menonjolkan makeup warna terang. Raut wajah yang pucat juga digunakan dalam gaya ini, tetapi bukan seperti warna putih pada ’goth’. Selain itu Gothic Lolita menggunakan lipstik berwarna merah untuk pewarnaan bibir, serta eyeliner warna hitam.
Berbagai macam perlengkapan lain dapat menjadi aksesoris yang menunjang penampilan Gothic Lolita, diantaranya dompet dengan berbagai warna yang menyolok mata, tempat/kotak topi, ataupun tas tangan yang kadang-kadang tampil dalam berbagai bentuk seperti kelelawar, peti mati, dan salib. Beruang Teddy dan boneka hewan lain juga seringkali digunakan, bahkan beberapa merk membuat beruang Teddy ”goken” khusus berbahan kulit berwarna hitam ataupun PVC. Selain itu, ”Super Dollfies” (boneka) juga merupakan salah satu alternatif aksesoris yang dapat dibawa.
Gothic Lolita telah terpengaruh dan terpopulerkan oleh penampilan berbagai band Visual Kei (atau ”visual rock”). Visual Kei merupakan band Jepang beraliran musik rock yang mempunyai ciri khusus dalam hal perpaduan kostum yang digunakan tetapi mempunyai gaya musik yang bervariasi. Mana adalah seorang pendahulu “crossdressing” (orang yang memadukan berbagai kostum) dan sebagai gitaris dalam Malize Mizer yang merupakan band Visual Kei; ia terkenal karena telah memberikan kontribusi dalam hal mempopulerkan Gothic Lolita. Ia menggunakan istilah Elegant Gothic Lolita (EGL) dan Elegant Gothic Aristocrat (EGA) untuk mendeskripsikan gaya dari pakaian merk ‘Moi-même-Moitié’ miliknya, yang ditemukan pada tahun 1999 dan segera terakui dengan sendirinya sebagai salah satu merk yang paling diidam-idamkan dalam dunia Gothic Lolita. Selain itu juga terdapat merk Gothic Lolita umum lainnya seperti ‘Atelier BOZ’.